March 21, 2011

Perbaikan dan Peningkatan Fitur Sistem Informasi Buruh Migran berbasis Web

Posted in Uncategorized at 3:14 am by damar1000

Abstraksi

Kebumi adalah sistem informasi keanggotaan buruh migran hasil dari perbaikan dan peningkatan fitur-fitur sistem informasi buruh migran. Arsitektur informasi di sistem kebumi tidak beda jauh dengan sistem informasi buruh migran, perbedaannya terletak pada perbaikan dan penambahan fitur sistem. Makalah ini akan membahas segala hal tentang perencanaan Kebumi yang berupa aplikasi web. Aplikasi web ini merupakan sistem informasi yang berbasis jejaring sosial, dengan kata lain tujuannya adalah mendapatkan member sebanyak-banyaknya.

Kata kunci: sistem informasi, arsitektur informasi, aplikasi web, jejaring sosial, buruh migran

Pendahuluan

Buruh Migran merupakan sistem informasi yang memberikan layanan atau dukungan untuk pengarusutamaan isu buruh migran. Tujuan sistem informasi ini adalah agar para pegiat buruh migran dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi dengan sesama buruh migran, keluarga, perkumpulan buruh migran, organisasi non pemerintah (ornop), dan lembaga-lembaga pemerintah. Sistem informasi buruh migran sebagai web jejaring sosial yang telah ada ini mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengembangan sistem informasi untuk perbaikan dan peningkatan fitur-fitur yang disediakan di sistem Buruh Migran ini.

Fitur-fitur yang telah disediakan di sistem yang sudah ada adalah:

a. Pengaduan, adalah fitur yang disediakan kepada para buruh migran untuk mengadukan nasib yang dialaminya.

b. Migrasi, adalah fitur untuk mencatat data buruh migran yang telah didaftarkan di PTK (Pusat Teknologi Komunitas)

c. Advokasi, adalah fitur yang disediakan untuk menyalurkan pembelaan terhadap para buruh migran yang tersangkut suatu kasus

d. Dan fitur-fitur lain yang berisi informasi-informasi mengenai buruh migran atau TKI dapat dilihat di http://www.buruhmigran.or.id

Kelemahan aplikasi web ini adalah

a. Sistem belum menjadi satu kesatuan yang utuh

b. Kurangnya pengelolaan terhadap fitur-fitur yang disediakan

c. Sistem keanggotaan belum terpasang di aplikasi

Studi Literatur

(Carl Shapiro dan Hai R. Varian, 1999) Harga informasi didapat berdasarkan nilainya bukan karena biaya yang dihabiskan dalam pembuatannya. Mengacu pada definisi tersebut. Untuk meningkatkan sistem informasi buruh migran diperlukan adanya penyempurnaan di sisi informasi yang disediakan dan penyempurnaan arsitektur informasinya. Sistem kebumi sebagai penyempurna sistem buruh migran juga mempunyai sistem keanggotaan yeng dibagi menjadi tiga, yaitu administrator, organisasi, dan user umum. Administrator di sini hanya anggota yang memberikan layanan untuk penentuan pembagian informasi untuk organisasi dan bertugas memberi masukan-masukan data tertentu. Organisasi sebagai anggota inti mempunyai banyak akses mengenai informasi yang disediakan, melihat data pengaduan, memasukkan data advokasi, data buruh migran, dll. User umum yang diharapkan adalah para buruh migran dapat membaca informasi-informasi yang disediakan serta dapat memasukkan data pengaduan jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri buruh migran tersebut.

Sistem ini juga mempunyai fitur Single Sign On (SSO) sehingga untuk login cukup menggunakan email tertentu Dalam hal ini menggunakan Live mail. Fitur Chat control juga ditambahkan menggunakan live mail tersebut. Tujuannya adalah untuk berkomunikasi secara langsung antar tiap organisasi yang tergabung di sistem kebumi.

Metodologi Pengembangan

Sistem informasi yang dijadikan sebagai pelengkap sistem informasi buruh migran itu dinamakan Sistem Kebumi (Keanggotaan Buruh Migran). Sistem ini dikembangkan sesuai permintaan dari organisasi pemilik sistem informasi buruh migran dan yayasan yang mendanainya. Pengembangan sistem informasi ini menggunakan pendekatan model Waterfall. Pendekatan ini cukup baik menyesuaikan model kontrak kerja di awal kesepakatan, yaitu penentuan modul-modul yang akan dibuat dan penambahan fitur yang tidak jauh menyimpang dengan kontrak kerja. Berikut adalah penjelasan tahapan-tahapan pengembangan sistem:

1. Komunikasi

Di tahap ini, tim pengembang berusaha sebaik mungkin memahami setiap kebutuhan user dan membatasi keinginan user yang terlalu menyimpang.

2. Pembuatan Rencana

Tahapan kedua adalah perencanaan waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan dan pembagian tugas dengan menyesuaikan perumusan kebutuhan hasil komunikasi dengan user dan sumber daya manusia yang akan mengembangkan sistem.

3. Pemodelan

Tahap pemodelan ini terdapat dua aktivitas, model analisis, dan model desain. Model analisis adalah tahap analisa dasar sistem. Analisis model ini mencakup analisis isi, analisis interaksi, analisis fungsional, dan analisis konfigurasi. Pemodelan yang kedua adalah model desain. Model ini merepresentasikan pembuatan elemen – elemen kunci aplikasi webnya. Pemodelan ini mencakup desain isi, desain estetika, desain arsitektur, desain antar muka, desain navigasi, dan desain komponen.

4. Kontruksi

Tahap ini membutuhkan teknologi dan software untuk pembuatan aplikasi webnya. Setiap modul yang dibuat juga mengalami fase pengujian sebelum masuk ke tahap deployment.

5. Deployment

Tahap ini dilakukan setelah semua modul telah lulus dari pengujian. Aktivitas di tahap terakhir ini berupa pemasangan aplikasi web ke server produksi, penyediaan layanan support dan pemberian manual penggunaan aplikasi web dalam hal ini adalah sistem informasi Kebumi.

Desain Sistem

Tujuan perbaikan sistem buruh migran adalah mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem dengan membuat aplikasi baru yang utuh dengan fitur-fitur yang lebih ditingkatkan fungsionalitasnya. Berikut adalah fitur-fitur yang mengalami penyempurnaan:

a. Pengaduan Umum, perbaikan berupa penambahan entitas untuk pengelolaan lebih lanjut berupa pelaporan pengaduan umum ke organisasi yang jadi member sistem informasi buruh migran.

b. Migrasi, perbaikan berupa pengubahan tampilan menjadi lebih rapi dan lebih user friendly, pengelolaan lebih lanjut yaitu fitur untuk pencarian hasil masukan data migrasi oleh organisasi member.

c. Advokasi, perbaikan berupa pengubahan tampilan menjadi lebih rapi dan lebih user friendly, pengelolaan lebih lanjut yaitu fitur untuk penampilan hasil masukan data migrasi ke semua organisasi member.

Selain perbaikan sistem, penambahan fitur juga dilakukan. Berikut adalah fitur-fitur yang ditambahkan ke sistem informasi buruh migran yang baru:

a. Pengelolaan PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia) berupa Create, Update dan Delete Data.

b. Pembuatan pengelolaan member buruh migran yang terdiri dari tiga jenis member yaitu Administrator, Organisasi, dan umum.

c. Penambahan fitur chat dan SSO (Single Sign On) menggunakan Live mail ke pengelolaan login.

d. Pengaturan penampilan menu menyesuaikan role tiap member.

Berikut ini adalah gambar yang menjelaskan gambaran umum desain sistem sistem Informasi Kebumi.

clip_image002

Gambar Analisis Kebutuhan Sistem

clip_image004

Gambar halaman awal Kebumi

Hasil yang Diharapkan

Sistem Kebumi diharapkan dapat menggantikan sistem buruh migran dengan menyempurnakan fitur-fitur sistem yang sudah ada tersebut. Penyempurnaan yang dilakukan adalah Perbaikan tampilan dan entitas form pengaduan umum, advokasi, dan data migrasi, pembuatan form pencarian buruh migran, pembuatan pengelolaan member beserta fitur single sign on untuk memudahkan login, dan pembagian hak akses member untuk setiap modul kebumi yang tersedia. Berikut ini adalah contoh tampilan yang diharapkan dari sistem kebumi.

clip_image006

Gambar form Advokasi

clip_image008

Gambar Menu untuk Organisasi serta adanya fasilitas SSO

Kesimpulan

Sistem kebumi memberikan fasilitas untuk merepresentasikan kebutuhan buruh migran dan organisasi yang peduli dengan peburuh-migrasian. Mulai dari pengaduan buruh migran, advokasi, hingga informasi tentang buruh migran yang up to date. Sistem kebumi sebagai penyempurna sistem buruh migran masih mempunyai kelemahan-kelemahan. kelemahannya adalah kurangnya filter data untuk user yang memasukkan data palsu.

Referensi

1. Roger S. Pressman, Software Engineering: A Practitioner’s Approach, 6th edition

2. Microsoft Live@Edu Team, 2010, Live@edu_Implementation 2.0.

3. Carl Shapiro dan Hal R. Varian, 1999, Information Rules: A Strategic Guide to the Network Economy.

4. M. Gordon Hunter, 2010, Strategic Information Systems: Concepts, Methodologies, Tools, and Applications.

5. Vipin Samar, 1999, Single Sign-On Using Cookies for Web Applications.